Pernyataan yang Merusak Mental Orang Papua atas Peristiwa di Nduga Papua

Oleh: Maiton Gurik

42194382_1720708651360210_5948902782999199744_n
Foto: Maiton Gurik

MAJALAHWEKO, JAKARTA – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo: “DPR minta PBB tetapkan OPM sebagai organisasi Teroris” (baca: TEMPO.CO/13/12/18) – “DPR usul pemerintah tetapkan operasi Militer selain perang di Papua” (baca: KOMPAS.com/13/12/18). 

Menteri Kordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Dr.H.Wiranto: ”Soal KKB Di Nduga Papua, kita habisi mereka” (baca: KOMPAS.com/13/12/18). Presiden Republik Indonesia (RI) Ir.Hj.Joko Widodo: “Tangkap Seluruh Pelaku Penembakan di Papua, Tumpas hingga Akar” (baca: detiknews/05/12/18). Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Jusuf  Kalla: “Wapres Minta TNI-PORI gelar Operasi Besar-Besaran Pasca-pembantaian di Papua” (baca: KOMPAS.com/06/12/18).

Menteri Pertahanan (menhan) Ryamizard Ryacudu: “Pembunuh 31 Pekerja Trans Papua, Menyerah atau diselesaikan” (baca:detiknews/04/12/18). Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Jusuf  Kalla: “Pemerintah Juga Jadi Korban Pelanggaran HAM” (REPUBLIKA.co.id/11/12/18). Staf Khusus Presiden Bidang Kelompok Kerja  Papua, Lenis Kogoya: “diduga ada aktor intelektual di balik serangan KKB” (baca:detiknews/10/12/18).

Dari semua pernyataan diatas, tidak ada yang pakai akal sehat atas peristiwa tersebut. Bagaimana mau pakai akal sehat? Sementara, Indonesia ini sudah terlanjut dan terbiasa membangun negeri ini dengan pendekatan militer atau dengan moncong senjata ketimbang pendekatan empati dan manusiawi.

Karena itu wajarlah pernyataan para negarawan diatas, hampir semua dengan narasi kekerasan terhadap peristiwa aksi penembakan di Nduga. Pun, membangun opini publik dengan atas nama kedaluatan negara dibawah ketiak kekuatan militer merupakan negara sedang merusak mental publik (orang Papua).

Negara terus membom sana-sini hingga menghalalkan cara demi menjaga keamanan negara, tetapi tidak harus dengan cara kekuatan militer/kekerasan – sudah tentu kekerasan akan melahirkan watak kebinatangan – ketika watak kebinatangan menguasai dalam nadi para penguasa negara tentu akan chaos (potensi itu bisa saja terjadi) selama negara masih memakai pendekatan cara-cara brutal, keji dan kejam dengan kekuatan militer dalam penyelesaian peristiwa penembakan di Kabupaten Nduga dan Papua pada umumnya.* Semoga! 

Penulis adalah Maiton Gurik – Warga Asal Papua – Jkt, 17 Desember 2018 – Waktu 01:11 Wib.

Editor: Nuken/MW.

Tinggalkan komentar